naaaah setelah itu 2 tahun kemudian dibuatlah film Garuda Di Dadaku 2
menurut gue pribadi film ini tuh ngegambarin sepak bola indonesia banget
ceritain intinya ya
intinya tuh si bayu kan udah masuk timnas, ada kejuaraaan namanya Asean Cup nah sebagai seorang anak berumur 15 tahun tentu hidupnya gak cuma diisi dengan kerja sebagai pemain sepak bola dong. dia masih harus sekolah, dia punya keluarga, dia punya temen. disinilah masalah mulai timbul. dia mulai mendapat banyak tekanan dari berbagai pihak.
Di rumah, ibunya (Maudy Koesnaedi) sedang dekat dengan seorang rekan kerjanya (Rendy Khrisna), dan beberapakali secara tidak sengaja memperlihatkan kemesraannya di depan Bayu, tentu sebagai seorang anak yang masih kecil Bayu merasa tidak suka dan risih, ditambah lagi perhatian ibunya yang mulai terpecah dengan pekerjaannya yang semakin padat samapai2 tidak sempat menonton pertandingan bayu membuat bayu semakin berang
Lalu disekolah, Meskipun bayu seorang kapten timnas, nilai pelajaran disekolah tetap harus dikejarnya, dia berusaha menyeimbangkan antara pelajaran dan latihan. suatu ketika ada sebuah tugas kelompok yang dikerjakan sebagai pengganti nilai akhir. disini kelompok bayu diketuai oleh seorang anak perempuan yang tegas bernama Anya (Monica Sayangbati), yang sebenernya dia peduli tentang kehidupannya bayu sebagai seorang kapten Timnas, tapi dia juga gak mau berbuat gak adil terhadap anggota kelompok yang lain sehingga bayu tetap harus bekerja sesuai porsinya meskipun ia sibuk berlatih untuk persiapan Asean Cup.
sedangkan didalam tubuh pemain timnas sendiri, ada seorang pemain baru yang bernama Yusuf (Muhammad Ali) yang tiba-tiba hadir sebagai Rising Star yang langsung membuat perhatian masyarakat Indonesia tertuju padanya. serta sahabat nya, Heri (Aldo Tansani) yang mulai dekat dengan Yusuf membuat Bayu cemburu dan semakin memecah konsentrasinya.
banyak banget hal-hal di film ini yang menurut gue pribadi mirip banget sama ceritanya sepak bola indonesia waktu piala AFF... dimana bintang baru yaitu Irfan Bachdim (yang menurut gue diperankan Yusuf) hadir gitu aja menarik perhatian publik indonesia. sedang sang kapten, bambang pamungkas (Bayu) dituntut publik unutk terus menghasilkan gol, kalo tampil jelek dikit aja langsung dihina hina. lalu pengurus yang memang difilm itu diperankan ingin ikut campur urusan pelatih dan berkata "kamu itu digaji oleh kami, para pengurus jadi hak kami untuk ikut campur urusan kamu" (gue lupa yang lebih tepatnya tapi intinya gitu) pssi banget gak sih? terus pelatihnya, Alfred Riedl (pak Wisnu) pelatih baru yang memiliki pola latihan yang berbeda dan khas persis seperti alfred Rield yang tegas, dicontohkan dalam film, ketika ada wawancara di ruang pemain pak Wisnu langsung dengan tegas menyuruh semua awak media keluar.
yang berbeda disini tentu sikap bayu dan Bepe dalam menghadapi masalah seperti ini, bayu pada awalnya lebih memikikan dirinya sendiri dan beban kaptennya. dia lebih ingin bermain dan bukan memperhatikan keadaan timnya. ini yang membuat ban kaptennya dilepas oleh pak wisnu dan diberikan ke temannya yang lain. kalo Bepe sendiri, seperti yang gue baca di blognya dia gak pernah ingin meninggalkan timnya selama ia masih terus dipanggil oleh pelatih timnas. meskipun masyarakat mulai mengeluarkan cemooh2nya berdasarkan permainan bepe yang semakin menurun dia tidak ingin melepaskan tanggung jawabnya demi image pribadi, gue pribadi salut banget kita punya kapten sebijaksana ini... dan tentu soal irfan bachdim, tentu saja antara mereka sendiri tidak ada konflik atau apapun, justru masy. yang membuatnya seperti ada suatu persaingan antara mereka. disaat AFF Bepe hampir selalu duduk dibangku cadangan padahal dia memasuki lapangan sebelum bertanding sebagai kapten.
ini kutipan dari blognya bepe
"Masa depan saya di tim nasional, bukan berada di tangan
rekan-rekan wartawan, bukan berada di tangan para suporter di luar sana,
bukan di tangan komentator di TV-TV sana, bukan juga di tangan Ketua
Umum PSSI Bpk Djohar Arifin. Masa depan saya di tim nasional berada di
tangan pelatih tim nasional, siapapun nantinya yang akan menjabat
sebagai pelatih tim nasional Indonesia. Ketika pelatih berkata "Bambang
terima kasih atas kerja samanya, saya tidak membutuhkan tenaga kamu
lagi", maka dengan sendirinya karir saya di tim nasional akan selesai
saat itu juga. Sesederhana itu bukan..??
Akan tetapi sebaliknya, jika pelatih tim nasional masih
memanggil dan membutuhkan tenaga saya, maka sudah menjadi kewajiban saya
untuk memenuhi panggilan tersebut dan tidak alasan bagi saya untuk
menolaknya. Ini bukan karena serakah atau tidak tahu diri, akan tetapi
hal tersebut lebih kepada apresiasi tinggi dan tanggung jawab moral saya
terhadap sebuah profesi yang telah membesarkan nama saya dan membuat
saya dapat berada di tempat dimana saya berdiri saat ini"..
dari film ini banyak banget hal-hal yang bisa kita tarik, dan kita sadarai tentang sepak bola indonesia, seperti yang sudah saya twitkan di akun twitter saya
eh tapi inikan keliatan gue kayak gak suka gitu ya sama pendatang baru semacam Irfan Bachdim, Gonzalez ataupun Yusuf, sumpah deh, suer deh enggak... yang gue gak suka itu pandangan masyarakat Indonesia yang suka seenaknya menilai orang... yang langsung suka mereka gara2 ganteng, itu gak fair banget tauk.
yak sekian review dari sayaaaa
selamat menikmati :)